Penjelasan tentang dramatisasi
Dramatisasi adalah penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara pendramaan hal yang membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan atau mengharukan, pembawaan puisi atau prosa secara drama.
Penggunaan kata-kata tersebut bisa kita lihat di dunia nyata maupun di dunia maya perlu kita ketahui definisi dramatisasi yang sebenarnya berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) online adalah :
-penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara
-pendramaan membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan
-pembawaan atau pembacaan puisi secara drama yang mengharukan
Dramatisasi jelas merupakan unsur skenario kesengajaan di antaranya membuat peristiwa mengesankan atau mengharukan, unsur kesengajaan ini tampak jelas karena sebuah tujuan. Harapannya agar peristiwa atau kejadian mejadi perhatian utama oleh umum.
Ciri - ciri naskah drama
-Naskah drama di tampilkan pada satu kali tayang dan tidak ada pengulangan pada teks drama wajib semua pemeran harus hafal dengan baik dialog masing-masing pemain
- Naskah drama tidak menggunakan tanda petik
- Naskah drama sendiri terletak pada atas dialog dan juga bisa terletak di samping kiri dialog
- semua dialog di tuangkan dalam tulisan
Unsur-unsur drama yaitu
- Tema ( gagasan pokok dalam sebuah teks drama)
- Tokoh ( watak)
- Alur (permulaan, bagian tengah dan akhir)
- Amanat ( biasanya berisi nilai moral )
- latar ( aspek ruang, waktu dan suasana drama)
Jenis-jenis drama
- Tragedi (drama duka)
- komedi (drama lelucon)
- Alur ( permulaan, bagian tengah dan akhir
- Amanat ( biasanya berisi nilai moral)
- latar ( aspek ruang, waktu dan suasana drama
Drama sendiri sebenarnya sangat luas karena cakupannya mulai dari penelusuran naskah hingga seni pertunjukan itu sendiri.
Berikut contoh dramatisasi puisi
Puisi karya w. s. Rendra
AMINAH
Adalah perempuan jalan pematang
Ketika jatuh senjakala
Sawah muda angin muda
Tapi langkahnya sangat gontainya
Sebentar nanti bila kakinya
Yang beralas sendal itu
Menginjak pelataran rumahnya
Tentu hari belum gelap terlalu
Ibunya yang tua akan menatapnya
Dan dua batang kaki kecil
Akan menjalar dari matanya :
Ia akan berkata akan sedannya.
"Ibu, aku pulang"
Dan keduanya akan berpelukan
Maka sementara langit sibuk berdandan
Untuk pesta malamnya
Dan di udara terdengar kegirangan
Yang memancar dari rumah tua
Akan terdengar para tetangga
Berisik antara sesamanya
Dan mata bagai kucing
Mengintip dari tempat yang gelap:
"Kampung kita yang tentram mulai lagi bermusang
Ah, ya' betapa malunya !
Telah datang ular yang berbisa!
Jangan dekati ia !
Adalah perempuan jalan di pematang
Ketika jatuh senjakala
Sambil memandang tanah kelabu
Ia bayangkan dengan terang
Yang bakal menimpa dirinya
Juga sudah terbayangkan olehnya
Salah satu bunda cerita pada putranya
"Jauhi Aminah !
Kalau bunga ia bunga bangkai
Kalau buah ia buah meja
Ia adalah ular berludak
Ia adalah burung malam
Begini ceritanya
Dulu ia adalah bunga desa
Ia harum bagai mawar
Tapi sombong bagai bunga mentari
Bila mandi di kali
Ia adalah ikan yang indah
Tubuhnya menyinarkan cahaya tembaga
Dan di daratan ia bagai merak
Berjalan angkuh dan mengangkat mukanya
Para pemuda menggadaikan hati untuknya
Tapi ia kejam dan tak kenal cinta
Ia banyak dengar dongeng tentang putri bangsawan
Lalu ia bayangkan ia putri
Lalu ia inginkan kekayaannya
Mimpi meracuninya
Maka pada suatu ketika
Seorang lelaki datang kota
Ia kerakan jas woleta
Dan arloni emas ditangannya
Tapi para orang tua sudah tahu
Matanya tak bisa di percaya
Mulutnya bagai srigala
Dengan gigi caya perak dan mutiara
Kata-kata nya manis bagai lagu air
Membawa mimpi tak berakhir
Ketika dikenalnya Aminah
Di bujuknya ia ke kota bersamanya
Ia bayangkan kekuasaan
Ia bayangkan kekayaan
Ia bayangkan hidup putra bangsawan
Dan pergilah Aminah bersamanya
Jadi terbanglah merak ke dunia mimpinya
Ia makan mega dan kabut menyapu matanya.
Dan semua orang tua yang cendekia sudah tahu
Sejak sebermula sudah salah jalannya
Maka sepupunya meratap pada ibunya:
"Laknat telah tumpah di atas kepala pamili kita
Bunga bangkai telah tumbuh di halaman
Belukar telah tumbuh antara padi padian
Kalau kita minum adalah tuba di air
Kalau kita makan adalah duri di nasi
Karena ada antara pamili kita telah menjadi perempuan jalang!
Kini ularnya sudah pulang
Dan bisanya sudah terasa di daging kita
Jangan dekati ia!
Jangan dekati ia!
Ia cantik, tapi bukan api !
Dia kali ia tetap ikan jelita
Tapi telah busuk rahimnya
Jangan dekati ia!
Jangan dekati ia!
Adalah permpuan jalan di pematang
Ketika jatuh senja kala
Sambil merasa angin di mukanya
Ia bayangkan yang bakal dirinya
Ia tahu apa yang bakal di katakan tetangga nya
Ia tahu apa yang bisa terduga
Ia tahu tak seorang pun akan berkata
"Berilah jalan padanya
Orang yang naik dari pelimbahan
Sekali salah ia langkahkan kakinya dan ia tertangkap bagai ikan dalam bubu
Berilah jalan pada kambing hitam
Karena ia telah dahaga sinar terang"
Dengan mudah ia bisa putar haluan
Tapi air kali hanya kenal satu jalan
Dan ia telah mengikuti kejatuhannya
Dan ia telah berniat akan bangkit
Maka ia adalah bunga mentari
Maka ia adalah merah yang kukuh hati
Adalah perempuan jalan pematang
Ketika jatuh senja kala
Sambil mengenang yang bakal datang
Ia tetap pada jalan nya
Referensi dari sepenuhnya. Com
Comments
Post a Comment